NEWS REDAKSI 7 - Persoalan pembangunan infrastruktur Jalan di Kabupaten Garut akhir-akhir ini menjadi topik hangat dikalangan masyarakat. Hal ini diduga dari viralnya Bupati Garut yang melakukan sidak pada pembangunan Jalan Ciparay-Cihurip yang dikerjakan pihak ketiga yang tak sesuai dengan harapan. Meskipun, anggarannya mencapai lebih dari Rp. 6 Milyar. ( Rabu, 16/08/2023 )
Ada yang menanggapi positif, namun juga tak sedikit yang menanggapi pesimis dan kritis dengan sidak Bupati Garut H. Rudy Gunawan yang viral tersebut. Tanggapan positif masyarakat memberikan apresiasi kepada bupati yang mau terjun langsung kelapangan melihat kondisi pembangunan insprastuktur dan berani menegur pelaksana hingga pegawai pemkab yang terlibat dengan hasil pekerjaan yang kurang baik.
Namun, masyarakat yang berpandangan pesimis dan kritis menilai sidaknya orang nomor satu di Kabupaten Garut tersebut hanya sebuah gimmick dan shooting layaknya drama belaka. Pasalnya, kekecewaan Bupati Rudy Gunawan hanya sebatas di media dan bukan melakukan pembenahan didalam secara terukur dan menyeluruh sebagai evaluasi.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Tutun Bachtiar salah seorang komponen masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Pembangunan (KMPP). Bahkan Tutun menilai Bupati Rudy Gunawan hanya melakukan pengawasan secara persoalan di titik tertentu dan pada anggaran tertentu, seolah ada kepentingan lain.
"Kita memandanganya begitu, bupati Garut parsial dalam pengawasan. Hanya pada pelaksanaan pihak ketiga saja yang diawasi. Sedangkan proyek langsung dinas yang dikerjakan secara swakelola dengan anggaran yang besar juga tidak pernah disentuh," ujar Tutun.
Tutun membeberkan temuan dilapangan pada pekerjaan swakelola yang ia curigai ada aroma tidak beres dan cenderung adanya penyimpanan. Bahkan ia mengaku telah melaporkan proyek swakelola ke Kejaksaan Negeri Garut.
"Penting bagi bupati melakukan pengawasan pada Dinas yang mengerjakan proyek dengan cara swakelola type 2. Karena, kita menemukan ada ketidak beresan pada program tersebut," kata Tutun.
"Dilapangan kita mendapatkan persoalan pada proyek pekerjaan jalan Cininyang-Arjuna Pamulihan, Desa gunung jampang - Desa Linggarjati wates, Desa Garumukti dan jalan Pangrumasan-Peundeuy. Bahkan ada beberapa dari pekerjaan tersebut disinyalir dari anggaran tahun 2022 dan hingga 2023 ini belum juga rampung," beber Tutun.
"Masa ada anggaran pembangunan jalan dengan swakelola pakai sistem Multiyears (lintas tahun). Ini kan kalu terjadi ada ketidak beresan," ketusnya.
"Padahal kita juga telah mengadukan hal ini ke inspektorat dan ada juga yang ke Aparat Penegak Hukum (APH). Namun, hingga kini kita tidak tahu seperti apa inspektorat ini bekerja dan seperti apa outputnya," imbuhnya.
Tutun meminta keseriusan bupati Garut melakukan pengawasan langsung dalam proyeksi keberhasilan pembangunan mulai dari perencanaan di SKPD, proses pengadaan barang dan jasa di UKPBJ, pelaksanaan hingga hasil akhir pembangunan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dengan kwalitas yang baik.
"Pak Bupati, tolong dibenahi di UKPBJ nya. Karena peran UKPBJ ini penting dalam menjaring pemenang lelang proyek, agar menghasilkan perusahaan yang bertanggung jawab, mumpuni, dan betul - betul riil. Jangan sampai ada perusahaan yang gak sanggup mengerjakan tapi dia dimenangkan di UKPBJ bersama dengan Pokja nya. Apalagi pak bupati bilang CV pelaksana yang vital itu sekarang lagi cari-cari uang buat proyek. Itulah pentingnya UKPBJ dan Pokja nya," terang Tutun.
Selain UKPBJ, sambung Tutun, bupati juga harus evaluasi konsultan perencanaan, konsultan pengawasan, dan PPK KPA yang tentu orang yang paling bertanggung jawab dalam penggunaan anggaran. Dan inspektorat ini juga penting di evaluasi, karena kalau inspektorat berjalan maka seharusnya bupati tak perlu kelapangan dan menemukan hal yang tak wajar.
"Nah, sekarang setelah Pak Bupati sidak ini apa outputnya.? Mau seperti apa evaluasinya.? Siapa yang mau di Sanksi.? Saya tak berharap sidak bupati hanya sebatas sidak dan menjadi angin lalu seperti bagian gimmick dalam sebuah drama," pungkas Tutun.
( Ridwan )